Monday, May 2, 2016

Shitamachi Rocket: Kejar Mimpi Setinggi Angkasa






Oke, setelah beberapa lama sejak terakhir aku membuat review dorama, kali ini aku akan sedikit mereview salah satu dorama terbaik tahun 2015 kemarin yaitu Shitamachi Rocket. Dorama yang juga menyabet penghargaan sebagai drama terbaik di Television DramaAcademy Award ke 87 ni membawa nama Hiroshi Abe yang sudah tak diragukan kemampuannya dalam berakting. Dan yang menjadikan dorama ini berkesan bagiku secara pribadi adalah kekuatan optimisnya, kepercayaan akan sebuah mimpi yang akhirnya menjadi kenyataan, setinggi apapun mimpi itu. Yoi, Shitamachi Rocket adalah kisah penuh semangat dan inspirasi menggapai impian, setinggi rocket terbang di angkasa luas, mimpi  pun tak terbatas. Jadi, jika kamu belum pernah nonton Shitamachi Rocket maka kamu harus nonton. Review ini berisi spoiler, jadi kalau kamu belum nonton silakan nonton dulu baru baca review selanjutnya ya, dan kita bisa diskusi bareng. Hehehe.

---
Title: 下町ロケット/ Shitamachi Rocket/ Downtown Rocket
Genre: Drama, Corporate
Episodes: 10
Broadcast period: October - December 2015

CAST

Abe Hiroshi as Tsukuda Kohei
Tsuchiya Tao as Tsukuda Rina, Kohei's daughter
Tatekawa Danshun  as Tonomura Naohiro
Yasuda Ken as Yamazaki Mitsuhiko
Yamazaki Ikusaburo as Mano Kensuke
Baisho Mitsuko as Tsukuda Kazue, Kohei's mother
Kikkawa Koji as Zaizen Michio
etc...
---

Baiklah, mari kita mulai!

Cerita

Shitamachi Rocket adalah cerita adaptasi dari novel  karya Jun Ikeido dengan judul yang sama yang juga memenangkan 145th Naoki Prize di tahun 2011. Shitamachi Rocket, seperti judulnya adalah cerita tentang Tsukuda Kohei seorang ilmuwan yang kemudian berubah haluan menjadi direktur perusahaan kecil berkaryawan 200 orang yaitu Tsukuda Manufacturing yang diwarisi dari ayahnya. Di perusahaan kecil ini Tsukuda tetap mempunyai mimpi besar yaitu menerbangkan roket ke luar angkasa dan dia berhasil. Cerita yang luar biasa kan! Dorama ini juga dibagi dalam 2 arc/ bagian yaitu bagian roket dan medis. Bagaimana ceritanya sebuah perusahaan kecil dengan mimpi besar akhirnya bisa menjadi perusahaan yang sangat diperhitungkan kemampuan teknologinya di Jepang, bahkan menjadi perusahaan yang menjadi bagian penting dari misi luar angkasa terbesar di Jepang? Sumpah keren! Dan, menurut aku dorama ini cukup baik menyampaikan isi ceritanya.


The Shitamachi Rocket!



Plot

Kisah ini berawal dari kegagalan peluncuran roket Seiren yang direncanakan akan menjadi roket pertama Jepang. Tsukuda Kohei adalah ilmuwan berbakat yang mengembangkan sistem roket Seiren akhirnya mengundurkan diri dari JAXS tempat bekerjanya sebagai bentuk pertanggung-jawabannya. Dia memutuskan untuk mengambil alih perusahaan keluarga sepeninggal ayahnya, yaitu sebuah perusahaan kecil Tsukuda Manufacturing (Mfg) yang bergerak di bidang manufaktur. Meskipun perusahaan kecil, Tsukuda Mfg memiliki produk-produk unggulan berteknologi tinggi dan paten.  Skill tenaga kerja dan riset di Tsukuda menjadi senjata utama perusahaan ini, selain tentu saja kepemimpinan Tsukuda yang sangat kharismatis.


Tsukuda Kohei masih menjadi peneliti JAXS

Masalah pertamapun muncul yaitu tuntutan pelanggaran paten dari perusahaan besar Nakashima atas mesin bernama Stella yang dianggap mirip dengan salah satu mesin milik Nakashima. Tuntutan hukum tersebut memperburuk  keadaan perusahaan yang memang sedang dalam kondisi kesulitan keuangan karena besarnya dana riset perusahaan. Bantuan pinjaman modal dari Bank pendukung pun ditolak. Pengacara yang menangani kasuspun payah di pengadilan.  Dililit oleh masalah berat ini, Tsukuda bertemu dengan pengacara handal Kamiya Shuichi dari mantan istrinya (Izumi Saya) yang juga pegawai di JAXS. Seperti keajaiban, Tsukuda memenangkan kasus ini dengan uang ganti rugi yang cukup besar! Ya, memang kita harus selalu percaya bahwa sesulit apapun masalah pasti ada jalan keluarnya dan jalan itu kadang-kadang lebih indah dari yang bisa kita bayangkan.  

Di lain pihak, perusahaan raksasa Teikoku Heavy  Industries memiliki misi ambisius untuk menerbangkan roket domestik yang seluruh bagiannya diproduksi di satu atap. Dalam 1 tahun, tim roket Teikoku yang dipimpin oleh Zaizen Michio harus bisa membuat roket pertama Jepang terbang di luar angkasa. Berkali penelitian dilakukan dan berkali pula masalah muncul di proses pembakaran awal yang disebabkan oleh bagian valve. Setelah kesekian kalinya, Keji Tomiyama, peneliti utama Teikoku menemukan solusi untuk sistem valve itu. Namun, yang menjadi kejutan adalah ketika mendaftar paten untuk sistem valve itu, Teikoku ditolak karena sudah ada paten serupa sebelumnya. Siapakah yang memiliki paten untuk komponen terpenting dalam roket itu? Ya, dia adalah Tsukuda! Perusahaan kecil itu telah memiliki teknologi tinggi yang bahkan baru dimiliki oleh perusahaan raksasa Teikoku. Di sinilah dimulai drama tentang roket dimulai.


Tsukuda Mfg 



Teikoku Heavy Industries, perusahaan rakasasa dan project roketnya.

Mimpi Tsukuda untuk bisa menerbangkan roket sendiri tidak pernah hilang. Mengetahui bahwa alat temuannya adalah komponen penting dari sebuah roket, Tsukuda memberanikan diri untuk mengajukan perusahaannya sebagai pemasok valve untuk roket Teikoku. Tentu ini hal tidak mudah dan penuh dengan liku-liku. Tapi, dengan skill tinggi dan kualitas produk yang prima serta semangat membara seluruh anggota perusahaan Tsukuda, akhirnya Teikoku menyetujui Tsukuda Mfg menjadi bagian dari project roket. Pada waktu yang ditentukan, roket pertama Jepang berhasil diluncurkan dengan sempurna, membawa mimpi dan juga harapan dari banyak orang, dan Tsukuda Mfg menjadi bagian dari sejarah besar itu.

Arc kedua pun dimulai yaitu munculnya saingan baru, perusahaan Sayama yang pimpinannya Shiina Naoyuki adalah jebolan NASA. Sayama mengancam mengambil posisi Tsukuda sebagai supplier valve untuk roket Teikoku. Selain itu, muncul tantangan baru juga yaitu permintaan dari Mano Kensaku, dokter Ichimura dan Sakurada-san yang meminta tolong Tsukuda Mfg mewujudkan mimpi mereka membuat alat katup jantung buatan bernama GAUDI untuk anak kecil yang bermasalah dengan kelainan jantung. Nah, bagaimana arc kedua ini  berlangsung aku akan skip ya, tapi yang jelas arc kedua ini gak kalah serunya dengan yang pertama. Dan lebih serunya, di arc kedua ini, jumlah villain-nya lebih banyak dan juga lebih menyebalkan.


Cast

Keren dan pas mantap jaya! Hiroshi Abe tentunya selalu prima dalam akting perannya. Tsukuda yang ambisius, kharismatis, optimis dan humanis sangat terpancar dari Hiroshi Abe. Ya, selain tentunya karena memang si Om yang tingginya 189 cm ini sangat gagah perkasa meski cuman berdiri saja.  Hehehe. Fisik sangat mendukung. I love you Om!

Pemeran kedua yang menarik perhatianku adalah yang memainkan Shiina Naoyuki.  Kenapa? Soalnya aku setengah mati kesal sama orang ini. Nyebelin dan licik banget. Cara kameramen mengambil ekspresi dia yang difokuskan ke mukanya  (di-zoom segedhe layar) mungkin yang membuat efek seringainya tambah kena. Sumpah, keselnya mirip sama kesalnya nonton tokoh jahat di sinetron Indonesia. Lebay alias berlebihan.

Pemeran Zaizen-san yaitu Kikkawa Koji juga bagus.  Semakin dilihat semakin kalem si bapak ini. Dan tentu saja juga semakin oke. Kalau dilihat dari umurnya si bapak ini sudah 50an tahun tapi coba lihat bodinya dengan suit yang selalu dipakainya. OMG, he’s perfect! Eh, kok malah fokus ke badan si bapak. Hehehe. Dalam aktingnya yang tidak terlalu banyak, Kikkawa Koji-san berhasil membuatku terpesona dengan kebijaksanaannya. Awalnya sih rada tidak suka tapi lama-lama charm-nya keluar juga.  


Zaizen Michio


Tao Tsuchiya as Tsukuda Rina

Para petinggi Tsukuda Mnf juga pada keren aktingnya yaitu Yasuda Ken (tentunya), Tatekawa Danshun, Soko Wada, Ayumi Tanida, semuanya juga keren aktingnya. Si cantik Tao Tsuchiya juga lumayan bagus di sini. 

Yang ganteng selain Hiroshi Abe adalah Yamazaki Ikusaburo. Selain ganteng, dia juga berakting lumayan baik. Dia bisa memainkan Mano yang nyebelin kemudian berubah menjadi Mano yang lovable banget. Bedanya apa? Ya, benar! Kumisnya dihilangkan membuat dia jadi imut banget. Ada yang setuju denganku? Meskipun agak sedikit kurang natural ketika karakter  Mano Kensuke yang keras kepala tiba-tiba berubah drastis 180 derajat menjadi baik banget.

Setting, Kostum

Untuk ukuran dorama, seluruh setting di dorama ini keren  banget. Mau jalan-jalan di dalam pabrik? Bisa banget. Mau lihat ribuan pekerja perusahaan? Ada juga scene-nya. Pokoknya paket komplit deh. Meskipun ada sedikit kurang greget dikit di cgi pas mesin roketnya dinyalakan, tapi ya tidak mengurangi dari estetika dorama ini sendiri. Great job!

Suka banget lihat cowok pake suit. Seragam kerja juga rapi dlihat di sepanjang dorama. Sampai aku memperhatikan jika tiap perusahaan punya seragam masing-masingnya. Well done tim kostum.

OST
Suka OSTnya, cukup intens di bebarapa bagian dan menambah ketegangan dari kisah yang disampaikan. 


Sudah cukup sekian sepertinya. Pokoknya Shitamachi Rocket wajib ditonton deh.


9/10


More about Shitamachi Rocket: d-addicts, asianwiki